Kejujuran dalam Islam

Kejujuran dalam Islam
Selasa, 25 Desember 2018
Honesty


 
Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Pertama tama, marilah kita memanjatkan puji syukur atas karunia Allah SWT., yang mana karena rahmat dan hidayahnya kita masih diberikan kesehatan dan keselamatan.

Kedua, shalawat wa salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang kita tunggu tunggu syafa'at nya pada akhir zaman.

Baik pembaca sekalian, kali ini saya akan memberikan sekapur sirih informasi tentang ," Kejujuran dalam Islam". Semoga postingan saya ini dapat bermanfat bagi pembaca sekalian, Aamiin Yaa Rabbal Alamin.


  • Definisi
Jujur atau kejujuran mengacu pada aspek karakter, moral dan berkonotasi atribut positif dan berbudi luhur seperti integritas, kejujuran, dan keterusterangan, termasuk keterusterangan pada perilaku, dan beriringan dengan tidak adanya kebohongan, penipuan, perselingkuhan, dll Selain itu, kejujuran berarti dapat dipercaya, setia, adil, dan tulus. Kejujuran dihargai di banyak budaya etnis dan agama  "Kejujuran adalah kebijakan terbaik" adalah pepatah dari Benjamin Franklin. Namun, kutipan "Kejujuran adalah bab pertama dalam buku kebijaksanaan" tersebut diberikan untuk Thomas Jefferson, seperti yang digunakan dalam sebuah surat kepada Nathaniel Macon.

Dalam bahasa Arab, kata jujur sama maknanya dengan “ash-shidqu” atau “shiddiq” yang berarti nyata, benar, atau berkata benar. Lawan kata ini adalah dusta, atau dalam bahasa Arab ”al-kadzibu”. Secara istilah, jujur atau ash-shidqu bermakna: (1) kesesuaian antara ucapan dan perbuatan; (2) kesesuaian antara informasi dan kenyataan; (3) ketegasan dan kemantapan hati; dan (4) sesuatu yang baik yang tidak dicampuri dengan kedustaan.

Dalam bahasa Indonesia, jujur merupakan kata dasar dari kejujuran, menurut jenis katanya, jujur merupakan kata sifat sedangkan kejujuran merupakan kata benda. Menurut KBBI, kata "jujur" berarti lurus hati; tidak berbohong (misal dengan berkata apa adanya); 2 tidak curang (misal dalam permainan, dng mengikuti aturan yg berlaku): mereka itulah orang-orang yg jujur dan disegani; 3 tulus; ikhlas; Sedangkan "kejujuran" berarti sifat (keadaan) jujur; ketulusan (hati); kelurusan (hati): ia meragukan kejujuran anak muda itu. Banyak pendapat yang menyatakan bahwa saat ini kejujuran sudah menjadi barang langka. Terlepas dari benar atau tidaknya pendapat tersebut, kita harus tetap optimis bahwa masih banyak kejujuran di sekeliling kita, dan kita harus tetap menggemakan semangat kejujuran. 
Jujur merupakan salah satu sifat manusia yang cukup sulit untuk diterapkan. Sifat jujur yang benar-benar jujur biasanya hanya bisa diterapkan oleh orang-orang yang sudah terlatih sejak kecil untuk menegakkan sifat jujur. Tanpa kebiasaan jujur sejak kecil, sifat jujur tidak akan dapat ditegakkan dengan sebenar-benarnya jujur.
Sifat jujur termasuk ke dalam salah satu sifat baik yang dimiliki oleh manusia. Orang yang memiliki sifat jujur merupakan orang berbudi mulia dan yang pasti merupakan orang yang beriman.
Meskipun jujur merupakan sifat dasar manusia, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak yang belum memahami makna kata jujur yang sebenarnya. Hal ini terbukti dari masih banyaknya orang-orang yang mencampur adukkan sifat jujur dengan sifat kebohongan yang pada akhirnya mendatangkan berbagai macam malapetaka baik bagi dirinya maupun bagi orang lain yang ada di sekitarnya.
  • Pembagian Sifat Jujur
Imam al-Gazali membagi sifat jujur atau benar (shiddiq) sebagai berikut.
1. Jujur dalam niat atau berkehendak maksudnya adalah tiada dorongan bagi seseorang dalam segala tindakan dan gerakannya selain karena dorongan dari Allah Swt.

2. Jujur dalam perkataan (lisan), yaitu sesuainya berita yang diterima dengan berita yang disampaikan. Setiap orang harus bisa memelihara perkataannya. Ia tidak berkata kecuali kata-kata yang jujur. Barangsiapa yang menjaga lidahnya dengan selalu menyampaikan berita yang sesuai dengan fakta yang sebenarnya, ia termasuk jujur jenis ini. Menepati janji juga termasuk jujur jenis ini.

3. Jujur dalam perbuatan/amaliah, yaitu beramal dengan sungguh-sungguh sehingga perbuatan akhirnya tidak menunjukkan sesuatu yang ada dalam batinnya dan menjadi tabiat bagi dirinya. 

Kejujuran merupakan pondasi utama atas tegaknya nilai-nilai kebenaran karena jujur itu identik dengan kebenaran. Allah Swt. berfirman dala al-Qur'an yang Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah Swt. dan ucapkanlah perkataan yang benar.” (Q.S. al-Ahzāb/33:70) Orang yang beriman perkataannya harus sesuai dengan perbuatannya (jujur) karena sangat berdosa besar bagi orang-orang yang tidak mampu menyesuaikan perkataannya dengan perbuatan, atau berbeda apa yang di lidah dan apa yang diperbuat.

Pesan moral dari ayat tersebut tidak lain adalah untuk memerintahkan satunya perkataan dengan perbuatan, atau dengan kata lain berkata dan berbuat jujur. Dosa besar di sisi Allah Swt., jika mengucapkan sesuatu yang tidak disertai dengan perbuatannya. Perilaku jujur dapat menghantarkan manusia yang melakukannya menuju kesuksesan dunia dan akhirat. Bahkan, sifat jujur adalah sifat yang wajib dimiliki oleh setiap nabi dan rasul Allah. Orang-orang yang selalu istiqamah atau konsisten mempertahankan kejujuran, sesungguhnya ia telah mamiliki separuh dari sifat kenabian. 

Jujur merupakan sikap yang tulus dalam melaksanakan sesuatu yang diamanatkan, baik itu berupa harta maupun tanggung jawab. Orang yang melaksanakan amanah disebut al-Amin, yakni orang yang terpercaya, jujur, dan setia. Dinamai al-Amin karena segala sesuatu yang diamanatkan kepadanya menjadi aman dan terjamin dari segala bentuk gangguan, baik gangguan yang datang dari dirinya sendiri maupun dari orang lain. Sifat jujur dan terpercaya merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalam segala aspek kehidupan, seperti dalam kehidupan rumah tangga, perusahaan, perniagaan, dan hidup bermasyarakat. Sifat-sifat dan akhlaknya yang sangat terpuji merupakan salah satu faktor yang menyebabkan Nabi Muhammad saw. berhasil dalam membangun masyarakat Islam. Salah satu sifatnya yang menonjol adalah kejujurannya sejak masa kecil sampai akhir hayat beliau sehingga ia mendapat gelar al-Amin (orang yang dapat dipercaya atau jujur). 

Kejujuran akan membuat seseorang mendapatkan cinta kasih dan keridhaan Allah Swt. Sedangkan kebohongan adalah kejahatan yang tiada tara, yang merupakan faktor terkuat yang dapat mendorong seseorang berbuat kemunkaran dan menjerumuskannya ke jurang api neraka. 

Kejujuran sebagai sumber keberhasilan, kebahagian, serta ketenteraman, yang harus dimiliki oleh setiap muslim. Bahkan, seorang muslim wajib menanamkan nilai kejujuran tersebut kepada anak-anaknya sejak dini hingga diharapkan mereka dapat menjadi generasi yang meraih sukses dalam mengarungi kehidupan. Adapun kebohongan adalah sumber dari segala keburukan dan muara dari segala kecaman karena akibat yang ditimbulkannya adalah kejelekan, dan hasil akhirnya adalah kekejian. Akibat yang ditimbulkan oleh kebohongan adalah namimah (mengadu domba), dan namimah dapat melahirkan kebencian, sedangkan kebencian adalah awal dari permusuhan. Dalam permusuhan tidak ada keamanan, kenyamanan, dan kedamaian. Dapat dikatakan bahwa, “orang yang tidak jujur niscaya akan sedikit temannya dan lebih dekat kepada kesengsaraan.”
  • Macam macam sifat Jujur

Dalam Agama Islam, setidaknya dikenal lima jenis sifat jujur yang harus dimiliki oleh penganutnya, yaitu :
  1. Shidq Al – Qalbi
Shidq Al – Qalbi merupakan sifat jujur yang penerapannya ada pada niat seorang manusia.
  1. Shidq Al – Hadits
Shidq Al – Hadits merupakan sifat jujur yang penerapannya ada pada perkataan yang diucapkan oleh manusia.
  1. Shidq Al – Amal
Shidq Al – Amal merupakan sifat jujur yang penerapannya ada pada aktivitas dan perbuatan manusia.
  1. Shidq Al – Wa’d
Shidq Al – Wa’d merupakan sifat jujur yang penerapannya ada pada janji yang diucapkan oleh manusia.
  1. Shidq Al – Hall
Shidq Al – Hall merupakan sifat jujur yang penerapannya ada pada kenyataan yang terjadi dalam hidup manusia.
  • Keutamaan Sifat Jujur


1. Jalan ke Surga

Jujur membawa manfaat bukan hanya di dunia, tetapi juga menjadi jalan yang mengantarkan seseorang menuju ke surga. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadist :

“sesungguhnya kejujuran akan menunjukkan kepada kebaikan, dan kebaikan itu akan mengantarkan ke surga. Seseorang yang berbuat jujur oleh Allah akan dicatat sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya bohong itu akan menunjukkan kepada kezaliman, dan kezaliman itu akan mengantarkan ke arah neraka”. (HR Bukhar muslim)
Orang yang jujur akan dicintai oleh Allah SWT. Jujur membutuhkan keteguhan hati, terkadang terasa berat, pahit, dan mengundang resiko. Tetapi segala sesuatu yang diniatkan karena Allah tentu akan mendapat jaminan balasan  yang terindah dari Allah pula yaitu berupa surga.
Allah memerintahkan hamba Nya untuk senantiasa beriman dan meningkatkan kualitas taqwa nya dengan menjalankan perintah dan menjauhi segala larangan Nya, perintah jujur tersebut adalah jujur dalam berkata, jujur dalam berbuat, dan jujur dalam seluruh keadaan atau kondisi apapun agar senantiasa semangat serta terhindar dari segala bentuk keinginan yang buruk karena sesungguhnya kejujuran itu akan menjunjukkan pada kebaikan dan kebaikan tersebutlah yang akan menunjukkan jalan menuju ke surga seperti firman Allah SWT berikut :
“hai orang orang ang beriman bertakwalah kalian kepada Allah, dan hendaklah bersama orang orang jujur lagi benar”. QS At Taubah : 119)

 2. Dekat Dengan Para Nabi
“dan barang siapa yang mentaati Allah dan rasul Nya, mereka itu akan dikumpulkan bersama dengan orang orang yang dianugrahi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, para shiddiiqiin, orang orang yang mati syahid, dan orang orang yang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik baiknya. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui”. (QS An Nisaa 69-70)
Ayat di atas menjelaskan bahwa orang yang jujur memiliki keutamaan yang besar dan kedudukan yang tinggi di sisi Allah SWT yaitu dengan mendapat keistimewaan dikumpulkan bersama orang orang yang mulia lagi shaleh di hari kiamat nanti. Iman Ath Thibii mengomentari ayat tersebut dengan mengatakan :
“barang siapa senantiasa mengutamakan sifat jujur dan amanah, maka dia termasuk golongan orang orang yang taat kepada Allah SWT”
Luar biasa nikmat dari Allah tersebut, dengan menjadi orang yang jujur, akan didekatkan dengan para Nabi dan diberi kebaikan dunia akherat.
3. Mendapat Derajat Tinggi
Manusia memiliki kedudukan dan derajat yang berbeda beda di mata Allah, bukan dari  kecantikan fisik nya tetapi dari amal perbuatan nya, yang membedakan manusia satu dengan yang lainnya adalah iman dan taqwa nya, artinya Allah membedakan berdasarkan keimanan dan ketakwaan seseorang. Jujur merupakan salah sifat mulia yang mendapat derajat tinggi di sisi Allah, dengan menjadi orang yang jujur akan mendapat kemuliaan dan derajat tinggi dari Allah seperti dalam firman Allah berikut
“inilah saat orang yang benar memperoleh manfaat dari kebenarannya. Mereka memperoleh surga yang mengalir dibawahnya sungai sungai, mereka kekal di dalamnya selama lamanya. Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Nya, itulah kemenangan yang agung”. (QS Al Maidah 119)
Kejujuran menjadi sebuah kebenaran yang kukuh dan berhubungan langsung dengan Allah SWT. Kejujuran meliputi perkataan dan perbuatan yang dilaksanakan demi untuk mentaati perintah Allah SWT, balasan dari Allah berupa derajat yang tinggi tersebut akan diperoleh dalam kehidupan di dunia dan akherat.
4. Dicintai Allah dan Rasul – Nya
Jujur merupakan inti kebaikan hati nurani seseorang, jika dalam hati seseorang memiliki kejujuran dan nurani yang bersih, tentunya akan melakukan segala urusan yang mengarah pada kebaikan pula, akan dicintai oleh Allah dan rasul Nya karena melaksanakan segala urusan dengan niat yang bersih karena Allah SWT.
Rasulullah bersabda “jika engkau ingin dicintai oleh Allah dan rasul Nya maka tunaikanlah jika diberi amanah, jujurlah jika engkau bicara, dan berbuat baiklah terhadap orang orang di sekelilingmu”. (HR Ath Thbrani)
5. Mendatangkan Pahala dan Ampunan Dosa
Setiap perintah dari Allah selalu memiliki kebaikan di dalam nya, termasuk perintah untuk berbuat dan berkata jujur yag menjadi salah satu amalan mulia tentunya memiliki pahalan yang besar juga di sisi Allah seperti dalam firman Allah berikut :
“sesungguhnya laki laki dan perempuan yang muslim, laki laki dan perempuan yang mukmin, laki laki dan perempuan yang sidiqin (benar), laki laki dan perempuan yang sabar, … Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar”. (QS Al Ahzab 35)
Orang yang jujur mendapat pahala dan ampunan dosa seperti orang yang mati syahid di jalan Allah SWT, Rasulullah bersabda
“Barang siapa meminta mati syahid dengan jujur, maka Allah akan mengantarkannya ke dalam golongan orang orang syahid, walaupun ia mati di atas kasurnya”. (HR Muslim)maksud dari hadist tersebut adalah, orang orang yang meninggal dunia dala keadaan senantiasa berbuat dan berkata jujur akan diampuni dosa dosa nya dan mendapat pahala seperti orang yang mati syahid.
6. Mendapat Pertolongan dan Doa Dikabulkan
Ada sebuah pepatah menyatakan bahwa “orang jujur pasti mujur”, artinya orang yang jujur akan senantiasa mendapat kenikmatan dari Allah baik diantaranya mendapat pertolongan, dan doa doa nya dikabulkan. Orang jujur akan disayang oleh Allah, tentunya dalam kehidupan orang tersebut akan senantiasa mendapat pertolongan serta dikabulkan segala hajat nya. keutamaan berdoa dalam islam adalah salah satu sifat orang mukmin yang bertaqwa pada Allah, taqwa tersebut yang menjadi sisi kebaikan di mata Allah seperti firman Allah berikut :
“barang siapa bertaqwa kepada Allah niscaya Allah akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka sangka nya. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya”. (QS Ath Thalaq 2-4)
7. Menjadi Teladan yang Baik
Setiap manusia selalu mencari cari seseorang untuk dijadikan contoh, misalnya dalam keluarga yang pertama menjadi teladan seorang istri adalah suami nya sebagai kepala keluarga, seorang ibu juga menjadi teladan bagi anaknya. Karena itulah sebagai manusia harus senantiasa bersikap yang baik agar dapat menyebarkan kebaikan kepada orang sekitar pula.
Dalam islam, contoh terbaik untuk diikuti adalah Rasulullah yang telah diberikan oleh Allah sifat yang amat jujur dan amanah. Sebagai umat muslim sudah selayaknya kita mengamalkan sifat sifat Rasulullah agar dapat menjadi contoh atau teladan yang baik bagi orang lain seperti firman Allah sebagai berikut
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (QS Al Ahzab 21)
8. Terhindar Dari Munafik
Dalam khutbah atau ceramah keagamaan kita sering mendengar mengenai tiga ciri ciri orang munafik yaitu : “jika berbicara ia dusta, jika berjanji ia mengingkari, jika diberi amanah ia berkhianat”. (HR Al Bukhari)
Dari hadist tersebut manusia diingatkan untuk senantiasa berhati hati dalam berbuat dan bersikap, untuk senantiasa jujur dalam perbuatan dan tutur kata agar tidak termasuk golongan orang yang munafik. Seorang mukmin bisa saja memiliki sifat bakhil atau sifat penakut, namun tidak mungkin berbohong, seorang mukmin akan senantiasa jujur dan terhindar dari sifat munafik seperti dalam kisah berikut yang diriwayatkan oleh Malik dari Sofwan bin Sulaim dalam kitab Al Muwatha :
“Ditanyakan kepada Rasulullah SAW : Apakah seorang mukmin bisa menjadi penakut? Beliau menjawab ya. Lalu beliau ditanya lagi, apakah seorang mukmin isa menjadi bakhil? Beliau menjawab ya. Lalu ditanyakan lagi apakah seorang mukmin bisa menjad pembohong? Beliau menjawab tidak!”
9. Mendapat Keberkahan
Keberkahan adalah karunia Allah yang mendatangkan kebaikan atau manfaat dalam kehidupan dan merupakan puncak kebahagiaan seorang muslim. Keberkahan berarti memperoleh keuntungan dunia akherat. kejujuran merupakan salah faktor yang mempengaruhi keberkahan, misalnya dalam urusan jual beli, penjual yang jujur akan mendapatkan keuntungan yang lebih berkah dan ke depan nya mendapatan kepercayaan dari pembeli seperti sabda Rasulullah berikut
“kedua orang penjual dan pembeli masing masing memiliki khiyar (hak pilih) selama keduanya belum berpisah, bla keduanya berlaku jujur dan salin terus terang maka keduanya akan memperoleh keberkahan dalam urusan tersebut”. (HR Bukhari dan muslim)
10. Melahirkan Ketenangan
Orang yang selalu jujur akan memiliki hati yang tenang, dia selalu merasa nyaman dengan perbuatan dan kalimat jujur yang dilakukannya. Apapun urusan yang dilakukan dia tetap mendapatkan kedamaian dalam hati nya karena segala sesuatu telah dilakukannya dengan benar dan tidak merugikan orang lain.
Lain halnya dengan orang yang berbohong, dia akan merasa khawatir akan kebohongannya dan hidup penuh kebimbangan, dia akan terbiasa membuat kebohongan baru untuk menutupi kebohongan lamanya sehingga hidup nya dipenuhi dengan kebohongan, orang yang seperti ini tidak akan mendapat kebahagiaan di dunia apalagi di akherat. Rasulullah SAW bersabda :
Tinggalkanlah apa apa yang meragukanmu dengan mengerjakan apa apa yang tidak meragukanmu, sesungguhnya kejujuran adalah ketenangan dan sesungguhnya kedustaan akan mengantarkan kepada keraguan atau kebingungan”.(HR At Tirmidzi no 2518)
11. Merasakan Bahagia
Dalam hadist Rasulullah bersabda “empat perkara apabila ada padamu, tidak akan merugikan lepasnya segala sesuatu dari dunia dari padamu, yaitu memelihara amanah, berkata yang jujur, akhlak yang baik,  dan bersih dari tamak”. (HR Imam Ahmad).
Arti dari hadist tersebut ialah, orang yang jujur tidak akan pernah merasa rugi sekalipun kehilangan sesuatu yang berharga di dunia ini, karena dari kejujuran tersebut dia senantiasa kebaikan dari Allah berupa ketenangan dan kebahagiaan dalam hati.
12. Menghindarkan Dari Bahaya
Orang yang senantiasa berniat dan berusaha jujur pada awalnya mungkin merasakan berat akan tetapi pada akhirnya ia akan mendapat keberkahan diberi keselamatan oleh Allah SWT, selamat dari segala mara bahaya seperti pada hdist berikut :
“Berperangailah selalu dengan kejujuran! Jika engkau melihatnya jujur itu mencelakakan maka pada hakikatnya ia merupakan keselamatan” (HR Ibnu Abi Ad Dunya dari riwayat Manshur bin Mu’tamir)
13. Disukai Semua Orang
Setiap orang mempunyai potensi menjadi orang yang menyenangkan dan disukai semua orang jika dalam diri orang tersebut banyak sisi positif. Umumnya setiap orang akan merasa bahagia dan senang berada di dekat orang yang jujur. Dalam hubungan apapun, kejujuran merupakan awal dari kepercayaan, dan kepercayaan adalah awal dari langgeng nya sebuah hubungan, baik itu pasangan suami istri, persahabatan, ataupun rekan bisnis.
Orang yang jujur akan disukai orang orang di sekelilingnya karena tidak berkata dusta dan dapat dipercaya sehingga merasa damai berada di dekatnya.
Dalam islam, diperintahkan berlaku jujur untuk menyampaikan kebenaran sesuai adanya, tidak diperbolehkan berdusta sekalipun hal tersebut terasa pahit, seperti hadist yang disampaikan oleh Rasulullah berikut : “katakanlah yan benar walau itu pahit”. (HR Ahmad)
14. Memiliki Banyak Teman atau Saudara
Seperti yang dijelaskan pada poin sebelumnya bahwa orang yang jujur akan membuat orang lain nyaman berada di sekitarnya, orang yang jujur dalam keluarga akan menjadi panutan bagi anggota keluarga yang lain, orang yang jujur di sekolah atau lingkungan pendidikan lainnya tentu akan memiliki banyak teman dan disayangi para guru.
Jujur dalam lingkungan pekerjaan pun pastinya akan menjadi nilai positif tersendiri baik di mata rekan kerja, atasan atau pemilik perusahaan. Orang yang jujur akan memiliki banyak teman dan saudara karena dengan kejujuran nya dia memeiliki kedamaian dalam diri nya dan memberi kedamaian pula pada orang orang di sekitarnya. hukum silaturahmi menurut islam berkaitan erat dengan interaksi baik di lingkungan masyarakat
Allah telah mmeperi perintah pada hamba Nya untuk bertutur kata jujur dan berbuat baik pada sesama seperti dijelaskan firman Allah sebagai berikut :
“dan bertutur katalah yang baik kepada manusia, … (QS Al Baqarah :83)
15. Mendapat Kebaikan Untuk Diri Sendiri Maupun Orang Lain
Jika ingin mendapat kebaikan, jujurlah. Jujur kepada Allah sebagai hamba-Nya, beribadah dengan sungguh sungguh dan menjauhi dosa. Jujur sebagai suami maka akan senantiasa memperoleh kedamaian dalam keluarga dan dapat memberikan nafkah yang halal dan berkah. Jujur sebagai istri maka akan selalu menjaga bisa kehormatan diri dan harta suami serta mendapat kasih sayang dari keluarga.
Jujur sebagai pemimpin maka akan selalu dicintai rakyat nya dan terbuka dalam menegakkan keadilan dan mewujudkan kesejahteraan rakyat. Bila kejujuran seperti di atas dapat diwujudkan, banyak hikmah yang akan dipetik. Jujur akan membawa kebaikan pada diri sendiri dan orang lain, orang yang jujur akan senantiasa mendapatkan cinta dan kepercayaan seperti kalimat Sayidina Ali sebagai berikut :
“orang yang suka berkata jujur akan mendapat tiga perkara, yaitu kepercayaan, cinta, dan rasa hormat”.
Allah maha melihat, maha mendengar, maha mengetahui, dengan keyakinan bahwa Allah akan senantiasa memperhatikan gerak gerik dan langkah kita, maka kita akan senantiasa berusaha menjauhi dusta. Ketika kesibukan menyita waktu dan segala macam urusan mengisi hari hari kita, terkadang tanpa kita menyadari kita menjadi lengah dan tidak mengindahkan sifat jujur.
  • Dalil Dalil tentang Kejujuran
Dalam alquran, terdapat beberapa ayat yang mengajak kita untuk senantiasa berlaku jujur, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Berikut ini beberapa ayat alquran tentang kejujuran yang memuat tentang perintah berlaku jujur, keutamaan dari sifat jujur, serta balasan terbaik dari Allah bagi orang-orang yang jujur.
مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا * لِيَجْزِيَ اللَّهُ الصَّادِقِينَ بِصِدْقِهِمْ وَيُعَذِّبَ الْمُنَافِقِينَ إِنْ شَاءَ أَوْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا
Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Dan di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka pula ada yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya), (23) agar Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang jujur itu karena kejujurannya, dan mengazab orang munafik jika Dia kehendaki, atau menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (24) – (Q.S Al-Ahzab: 23-24)
إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
Sesungguhnya laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang jujur, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang gemar bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan ampunan dan pahala yang besar untuk mereka. – (Q.S Al-Ahzab: 35)
وَالَّذِي جَاءَ بِالصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهِ أُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ * لَهُمْ مَا يَشَاءُونَ عِنْدَ رَبِّهِمْ ذَلِكَ جَزَاءُ الْمُحْسِنِينَ * لِيُكَفِّرَ اللَّهُ عَنْهُمْ أَسْوَأَ الَّذِي عَمِلُوا وَيَجْزِيَهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ الَّذِي كَانُوا يَعْمَلُونَ
Dan orang ujur yang membawa kebenaran (Muhammad) dan orang yang membenarkannya, mereka itulah orang yang bertakwa. (33) Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki di sisi Tuhannya. Demikianlah balasan bagi orang-orang yang berbuat kebaikan, (34) agar Allah menghapus perbuatan paling buruk yang pernah mereka lakukan dan memberi pahala kepada mereka dengan yang lebih baik daripada apa yang mereka kerjakan. (35) – (Q.S Az-Zumar: 33-35)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang jujur. – (Q.S At-Taubah: 119)
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang berada dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang menegakkan shalat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang bersabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (jujur), dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. – (Q.S Al-Baqarah: 177)
قَالَ اللَّهُ هَذَا يَوْمُ يَنْفَعُ الصَّادِقِينَ صِدْقُهُمْ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Allah berfirman, “Inilah saat orang yang jujur memperoleh manfaat dari kejujurannya. Mereka memperoleh surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Itulah kemenangan yang agung.” – (Q.S Al-Maidah: 119)
قَالَ مَا خَطْبُكُنَّ إِذْ رَاوَدْتُنَّ يُوسُفَ عَنْ نَفْسِهِ قُلْنَ حَاشَ لِلَّهِ مَا عَلِمْنَا عَلَيْهِ مِنْ سُوءٍ قَالَتِ امْرَأَتُ الْعَزِيزِ الْآنَ حَصْحَصَ الْحَقُّ أَنَا رَاوَدْتُهُ عَنْ نَفْسِهِ وَإِنَّهُ لَمِنَ الصَّادِقِينَ
Dia (raja) berkata (kepada perempuan-perempuan itu), “Bagaimana keadaanmu ketika kamu menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya?” Mereka berkata, “Mahasempurna Allah, kami tidak mengetahui sesuatu keburukan pun darinya.” Istri Al-Aziz berkata, “Sekarang jelaslah kebenaran itu, akulah yang menggoda dan merayunya, dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang benar.” – (Q.S Yusuf: 51)
وَاجْعَلْ لِي لِسَانَ صِدْقٍ فِي الْآخِرِينَ
dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian. – (Q.S As-Syuara: 84)
وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِين
Dan sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang jujur dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta. – (Q.S Al-Ankabut: 3)
لِيَسْأَلَ الصَّادِقِينَ عَنْ صِدْقِهِمْ وَأَعَدَّ لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا أَلِيمًا
agar Dia menanyakan kepada orang-orang yang jujur tentang kejujuran mereka. Dia menyediakan azab yang pedih bagi orang-orang kafir. – (Q.S Al-Ahzab: 8)
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ
Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar. – (Q.S Al-Hujurat: 15)
وَالَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ أُولَئِكَ هُمُ الصِّدِّيقُونَ وَالشُّهَدَاءُ عِنْدَ رَبِّهِمْ لَهُمْ أَجْرُهُمْ وَنُورُهُمْ وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ
Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, mereka itulah orang-orang yang tulus hati (pencinta kebenaran) dan saksi-saksi di sisi Tuhan mereka. Mereka berhak mendapat pahala dan cahaya. Tetapi orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah para penghuni neraka. – (Q.S Al-Hadid: 19)
لِلْفُقَرَاءِ الْمُهَاجِرِينَ الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا وَيَنْصُرُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ
(Harta rampasan itu juga) untuk orang-orang fakir yang berhijrah yang terusir dari kampung halamannya dan meninggalkan seluruh harta bendanya demi mencari karunia dari Allah dan keridhaan(-Nya) dan (demi) menolong (agama) Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar. – (Q.S Al-Hasyr: 8)
Sedangkan untuk Hadits Hadits tentang kejujuran, sebagai berikut :
  عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَاِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ اِلَى الْبِرِّ اِنَّ الْبِرِّيَهْدِيْ اِلَى الْجَنَّةِ (رواه البخارى ومسلم
 Artinya : “Hendaknya kamu selalu jujur karena kejujuran itu akan membaca kepada kebaikan dan kebaikan itu akan membawa ke dalam surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)      
55- الثَّاني : عَنْ أبي مُحَمَّدٍ الْحَسنِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ أبي طَالِبٍ ، رَضيَ اللَّهُ عَنْهما ، قَالَ حفِظْتُ مِنْ رسولِ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « دَعْ ما يَرِيبُكَ إِلَى مَا لا يَريبُكَ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمأنينَةٌ، وَالْكَذِبَ رِيبةٌ » رواه التِرْمذي وقال : حديثٌ صحيحٌ . قَوْلُهُ : « يرِيبُكَ » هُوَ بفتحِ الياء وضَمِّها ، وَمَعْناهُ : اتْرُكْ ما تَشُكُّ في حِلِّه ، واعْدِلْ إِلى مَا لا تَشُكُّ فيه .       
Artinya: Kedua:  Dari Abu Muhammad Al Hasan Bin Ali  رضي الله عنه , Ia Berkata Aku menghafal hadits dari Nabi صلی الله عليه وسلم, Yaitu: “Tinggalkanlah olehmu apa saja yang kamu ragukan dan beralihlah kepada yang tidak kamu ragukan,Sesungguhnya Kejujuran itu ketenangan dan Kedustaan itu kebimbangan”(Hadits Shohih Riwayat Tirmidzi) 
 إِنَّ التُّجَّارَ يُبْعَثُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فُجَّارًا إِلاَّ مَنِ اتَّقَى اللَّهَ وَبَرَّ وَصَدَقَ 
Artinya: “Sesungguhnya para pedagang akan dibangkitkan pada hari kiamat nanti sebagai orang-orang fajir (jahat) kecuali pedagang yang bertakwa pada Allah, berbuat baik dan berlaku jujur.
 فَالأَوَّلُ : عَن ابْنِ مَسْعُودٍ رضي اللَّه عنه عن النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « إِنَّ الصَّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الجَنَّةِ ، وَإِنَّ الرَّجُلَ ليصْدُقُ حَتَّى يُكتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقاً ، وإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الفجُورِ وَإِنَّ الفجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّاباً » متفقٌ عليه .          
Artinya: Pertama: Dari Ibnu Mas’ud رضي الله عنه dari Nabi صلی الله عليه وسلم, sabdanya: “Sesungguhnya Kejujuran itu menunjukkan kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan itu menunjukkan ke syurga dan sesungguhnya seseorang selalu berbuat jujur sehingga dicatatlah di sisi Allah sebagai seorang yang jujur. Dan sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada Kejahatan dan sesungguhnya Kejahatan itu menunjukkan kepada neraka dan sesungguhnya seseorang  yang selalu berdusta maka dicatatlah di sisi Allah sebagai seorang yang pendusta.” (Muttafaq ‘alaih)
  ثَلَاثَةٌ لَا يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلَا يُزَكِّيْهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ : الْمَنَّانُ, الْمُسْبِلُ إِزَارَهُ وَالْمُنْفِقُ سِلْعَتَهُ بِالْحَلَفِ الْكَاذِبِ 
Artinya: “Tiga (golongan) yang Allah tidak berbicara kepada mereka pada hari Kiamat, tidak melihat kepada mereka, tidak mensucikan mereka dan mereka akan mendapatkan siksaan yang pedih, yaitu: orang yang sering mengungkit pemberiannya kepada orang, orang yang menurunkan celananya melebihi mata kaki  dan orang yang menjual barangnya dengan sumpah dusta    
  آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا ائْتُمِنَ خَانَ 
Artinya: “Tanda orang munafik itu ada tiga, dusta dalam perkataan, menyelisihi janji jika membuat janji dan khinat terhadap amanah.” 
Demikian yang dapat saya sampaikan dalam blog ini, semoga apa saja yang tertuang dalam blog ini dapat menjadikan manfaat dan berguna bagi pembaca ekalian, terimakasih

Billahitaufik wal hidayah

Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh





Sumber :

Comments

loading...

Popular posts from this blog

PAI : Kewajiban Belajar

PAI : Ibadah Mahdhah

PAI : Manusia Makhluk Sosial

Qunut

PAI : Manusia Makhluk Belajar (Part 2)